Tupperware, Wadah Makanan Yang Bisu

Investment / 9 May 2009

Kalangan Sendiri

Tupperware, Wadah Makanan Yang Bisu

Puji Astuti Official Writer
5734

Penemu dan pendiri Tupperware adalah Earl Silas Tupper, Seorang perfeksionis yang suka menuntut dari New England dan tidak tahu bagaimana menjual barang.  Menurut pengakuannya, Tupper bisa menjadi sakit secara fisik bila mendapati dirinya berada dikumpulan wanita. Jadi jika dia seperti itu, bagaimana dia bisa menjual barang-barangnya?

Semua keajaiban yang dialami Tupperware dimulai oleh datangnya seorang peri bernama Brownie Wise.  Wise adalah seorang ibu rumah tangga dari Georgia, wanita dinamis dengan senyum menawan. Dia sangat bersemangat terhadap mangkuk-mangkuk Tupperware itu, dan dia menemukan sebuah cara brilian untuk menjualnya, pesta rumah Tupperware.

Wise berpendapat untuk bisa menjualnya, kaum wanita harus dijelaskan bagaimana ampuhnya Tupperware, mendemonstrasikan bagaimana tempat makanan itu menjaga kesegaran makanan dan bagaimana mangkuk tersebut berbunyi "burp" saat lidah penutupnya terkunci dengan baik.

Mangkuk Tupperware sekalipun punya lidah pada penutupnya, dia tidak bisa bicara. Wise inilah lidah yang berbicara untuk Tupperware yang bisu. Untuk itu Wise membuat strategi penjualan dengan penjualan langsung dan memindahkan tempat penjualan ke pesta-pesta di beranda rumah.  Wise membangun sebuah armada wanita penjual Tupperware pada tahun 1951, dan pada tahun 1954 penjualan Tupperware telah mencapai 25 juta dolar AS. Pada saat dimulai dijual pada tahun 1946, Tupper tidak pernah membayangkan produknya bisa seberhasil sekarang ini.

Wise yang saat itu menjabat sebagai kepada penjualan rumahan, dan pada tahun1954 itu ada sekitar 20.000 penjual Tupperware di AS, dan hanya 1000 di antara mereka laki-laki, sisanya adalah wanita.

Wise menjadi teladan bagi banyak wanita di masa itu karena dia bisa menghasilkan uang sendiri sambil tetap menjaga perannya sebagai ibu rumah tangga. Sama seperti yang dikatakan Anna Tate, salah seorang perekrut Tupperware, kaum laki-laki mencari nafkah, sedangkan kaum wanita mencari sampingan.

Sepertinya Wise sangat menghidupi perannya sebagai motor penjualan Tupperware. Dia selalu menyemangati armada penjualannya pada konfrensi-konfrensi pemasan yang disebut oleh Tupperware sebagai Jubilee. Disana Wise menawarkan hadiah-hadiah mewah pada penjual terbaiknya (mantel bulu, perhiasan, mobil), dia benar-benar seperti menjadi "peri pengabul permintaan." Wise menawari ribuan wanita sebuah pendapatan yang tidak tergantung dari pendidikan atau ketrampilan kerja mereka sepenuhnya.

Kesuksesan Wise mengesalkan Tupper, karena Wise mengambil semua pujian atas kesuksesan perusahaannya. Pada tahun 1958, Tupper memecat Wise karena mereka terus-terusan bertengkar. Wise pergi dengan uang pesangon hanya sebesar 35.000 dolar AS saja. Dia pergi tanpa kepemilikan saham perusahaan, dan harus meninggalkan rumah serta mobilnya yang berwarna merah muda.

Walaupun Wise sudah lama tidak berada di perusahaan itu, bahkan telah meninggal dunia pada tahun 1992, teori penjualan langsungnya tetap dilakukan hingga hari ini. Saat ini ada lebih dari 1,9 juta perwakilan Tupperware di 100 negara, dan setiap 2,5 detik ada sebuah pesta Tupperware di seluruh dunia. Saat ini Tupperware telah memiliki satu lini kosmetik dan sedang berupaya menjangkau pasar yang lebih luas. Tupperware saat ini juga mendirikan kios-kios di pusat perbelanjaan dan juga melakukan penjualan secara online.

Kisah Tupperware ini meneladankan keberhasilan dari sebuah metode penjualan yang dilakukan Wise. Dia melihat potensi dan memiliki hasrat untuk menjual, dia mampu menerobos pembatas kehidupannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Jika dia bisa, Anda pun pasti bisa. 

Sumber : Adaptasi dari : 100 Great Business Ideas, Emily Ross & Angus Holland, Hikmah
Halaman :
1

Ikuti Kami